0
Wednesday 26 June 2024 - 12:04
Krisis HAM di Jerman:

Lonjakan Anti-Semitisme Dilaporkan Terjadi di Jerman

Story Code : 1143875
Police officers cover an anti-Israel smearing with paper in front of a pro-Palestinian demonstration at Hermannplatz in Neukölln, Berlin, Germany
Police officers cover an anti-Israel smearing with paper in front of a pro-Palestinian demonstration at Hermannplatz in Neukölln, Berlin, Germany
Jumlah insiden anti-Semit yang tercatat di Jerman melonjak lebih dari 80% pada tahun 2023, terutama setelah serangan Hamas terhadap Zionis Israel pada tanggal 7 Oktober dan perang Gaza berikutnya, menurut laporan baru dari lembaga pengawas RIAS.

Asosiasi Federal Departemen Penelitian dan Informasi Antisemitisme, yang dikenal sebagai RIAS, adalah LSM yang berbasis di Berlin dengan pendanaan negara yang didirikan pada tahun 2018 menyusul peningkatan insiden anti-Semit.

Studi RIAS, yang diterbitkan pada hari Selasa (25/6), menunjukkan bahwa lebih dari separuh dari 4.782 insiden anti-Semit yang tercatat pada tahun 2023 disebabkan oleh aktivisme anti-Zionis Israel.

Menurut laporan tersebut, kantor RIAS mendokumentasikan total tujuh kasus kekerasan ekstrem, 121 penyerangan, 329 kasus pengrusakan properti yang ditargetkan, 183 pengancaman, serta 4.060 kasus perilaku kasar dan 82 pengiriman surat massal.

Laporan tersebut mengindikasikan bahwa pada tahun 2023 peristiwa seperti itu lebih sering terjadi di depan umum dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kasus di lembaga pendidikan “sangat tinggi” dibandingkan tahun 2022.

RIAS mengutip sejumlah insiden seperti penghancuran bendera Zionis Israel yang digantung sebagai tanda solidaritas dengan Zionis Israel setelah tanggal 7 Oktober, dan berbagai contoh grafiti yang dianggap anti-Semit.

Kehidupan Yahudi “menjadi semakin tidak mungkin terjadi di Jerman sejak 7 Oktober,” klaim direktur RIAS Benjamin Steinitz dalam sebuah pernyataan mengenai laporan tersebut.

Komisaris Pemerintah Federal untuk Kehidupan Yahudi di Jerman dan Perjuangan Melawan Antisemitisme, Felix Klein, membenarkan bahwa sentimen anti-Yahudi sudah meningkat sebelum tanggal 7 Oktober, sebagian didorong oleh partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD).

AfD dilaporkan mengklaim bahwa Jerman, yang memiliki populasi Yahudi sekitar 225.000, harus menulis ulang buku sejarah untuk lebih fokus pada korban di Jerman. Anggota partai tersebut dituduh menggunakan bahasa Nazi.

Menurut Klein, banyak insiden anti-Semit dapat ditelusuri kembali ke pertumbuhan komunitas Muslim di Jerman. Dia mendesak asosiasi Muslim untuk berbicara lebih banyak menentang hal ini.

Jaringan CLAIM yang terdiri dari LSM-LSM yang memantau Islamofobia dan kebencian anti-Muslim melaporkan pada hari Senin (24/6) bahwa kejahatan Islamofobia yang terdaftar di Jerman juga meningkat, lebih dari dua kali lipat pada tahun 2023. Kelompok lobi mengatakan bahwa mereka mencatat rata-rata lebih dari lima tindakan kriminal yang dimotivasi oleh Islamofobia. setiap hari di Jerman tahun lalu.[IT/r]
Comment