0
Saturday 29 June 2024 - 00:25
AS dan Gejolak Palestina:

DPR AS Memutuskan untuk Membatasi Penggunaan Statistik Jumlah Korban Tewas di Kementerian Gaza

Story Code : 1144439
Palestinians bury families killed in the Israeli bombardment who were brought from the Al-Shifa hospital in a mass grave in the town of Khan Younis
Palestinians bury families killed in the Israeli bombardment who were brought from the Al-Shifa hospital in a mass grave in the town of Khan Younis
DPR menyetujui amandemen yang melarang Departemen Luar Negeri menggunakan statistik jumlah korban tewas yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Gaza, sehingga berpotensi menghalangi diskusi lebih lanjut mengenai korban yang terkait dengan perang jika tindakan tersebut menjadi undang-undang.

Amandemen bipartisan disahkan dengan suara 269-144 sebagai bagian dari rancangan undang-undang alokasi tahunan Departemen Luar Negeri. Enam puluh dua anggota Partai Demokrat bergabung dengan hampir seluruh anggota Partai Republik, dan hanya dua orang yang menentang tindakan tersebut.

Amandemen tersebut dipelopori oleh perwakilan Jared Moskowitz, Josh Gottheimer, Joe Wilson, Mike Lawler, dan Carol Miller.

Selama bertahun-tahun, Kementerian Kesehatan Gaza telah menjadi sumber terpercaya yang dikutip oleh Departemen Luar Negeri dan media berita selama agresi Israel di Gaza. Laporan terbaru mengenai jumlah korban tewas setiap hari sangat penting untuk memahami dampak kemanusiaan terhadap warga Palestina di wilayah tersebut selama genosida yang terjadi saat ini, yang dimulai pada bulan Oktober.

Bukan insiden yang terisolasi
Pada tanggal 27 Oktober, Kementerian Kesehatan Gaza meluncurkan katalog yang menyedihkan, sebuah catatan menyedihkan tentang lebih dari 7.000 jiwa warga Palestina, di antaranya hampir 3.000 anak-anak tak berdosa, yang telah terbunuh akibat agresi brutal Zionis Israel yang sedang berlangsung sejak 7 Oktober.

Setiap nama disertai dengan nomor identifikasi yang dikeluarkan pemerintah, sebuah langkah yang bertujuan untuk menunjukkan transparansi.

Besarnya jumlah anak yang hilang akibat genosida Zionis Israel sangatlah mengejutkan. Meskipun berbagi foto semuanya adalah hal yang mustahil, ini adalah daftar semua nama para korban yang tidak bersalah ini, sebuah daftar yang membutuhkan waktu satu hari untuk membacanya. Setiap nama menjadi pengingat suram atas pembantaian yang sedang berlangsung… pic.twitter.com/nVobai0P1E
— Ramy Abdu| رامي عبده (@RamAbdu) Oktober 26, 2023

Hal ini merupakan respons terhadap pernyataan kurang ajar Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyatakan skeptis terhadap jumlah warga Palestina yang terbunuh yang keluar dari Gaza, dengan menyatakan bahwa ia kurang percaya dengan jumlah warga Palestina di sana.

'Penolakan genosida'
Pendudukan Zionis Israel meluncurkan propaganda yang mengklaim bahwa Kementerian melebih-lebihkan jumlah korban tewas karena motif politik.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini menegaskan kepercayaannya terhadap keakuratan data Kementerian Kesehatan Gaza.

“Tidak ada yang salah dengan datanya, data keseluruhan (lebih dari 35.000) masih sama,” tegas juru bicara WHO Christian Lindmeier bulan lalu. “Fakta bahwa kami sekarang memiliki 25.000 orang yang teridentifikasi adalah sebuah langkah maju.”

Anggota Parlemen Rashida Tlaib mengkritik amandemen tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, dan menyebutnya sebagai bentuk "penyangkalan terhadap genosida."

Tlaib memasukkan rincian jumlah korban tewas dan informasi terkait perang lainnya dalam pidatonya di kongres, menyatakan niatnya untuk membacakan daftar nama mereka yang tewas dalam agresi Zionis Israel di Gaza.

Hal ini terjadi karena jumlah warga Palestina yang tewas sejak dimulainya agresi Zionis Israel di Gaza pada 7 Oktober meningkat menjadi 37.765 orang dan korban luka-luka menjadi 86.429 orang, sebagaimana dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada hari Kamis (27/6).[IT/r]
Comment