0
Wednesday 26 June 2024 - 11:56
AS - Iran:

AS Memberikan Sanksi kepada Jaringan 'Perbankan Bayangan' Iran

Story Code : 1143873
An Iranian oil tanker and cargo ship are shown in the Persian Gulf
An Iranian oil tanker and cargo ship are shown in the Persian Gulf
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah menargetkan dugaan jaringan yang terkait dengan militer Iran

Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi baru tersebut pada hari Selasa (25/6), dengan mengatakan bahwa entitas yang menjadi sasaran telah menyumbangkan miliaran dolar untuk Kementerian Pertahanan Iran dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) sejak tahun 2020. Jaringan tersebut diduga memberi pasukan militer Iran akses ke sistem keuangan internasional, yang melanggar sanksi AS.

Sebagian besar uang tersebut dihasilkan dari penjualan minyak dan petrokimia Iran. Pendapatan tersebut disamarkan melalui jaringan lembaga pertukaran dan “perusahaan penyamaran asing,” kemudian diberikan kepada militer Iran, kata Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan. Dana tersebut digunakan untuk tujuan membeli senjata dan mendanai kelompok militan yang berafiliasi, seperti pemberontak Houthi di Yaman.

“Amerika Serikat mengambil tindakan terhadap sistem perbankan bayangan yang digunakan oleh militer Iran untuk mencuci miliaran dolar hasil minyak dan pendapatan gelap lainnya,” kata Wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo dalam pernyataannya. Ia menambahkan, “Kami terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra, serta industri keuangan global, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pergerakan dana yang mendukung terorisme.”

Misi diplomatik Iran untuk PBB menanggapi sanksi terbaru tersebut dengan menuduh Washington melancarkan “perang ekonomi” terhadap Teheran. “Mereka telah menyerang, dan kami mempertahankan diri kami sendiri,” kata misi tersebut. “Hasil dari perang ekonomi ini akan ditentukan oleh kekuatan kemauan, bukan kemampuan menjatuhkan sanksi.”

Lusinan perusahaan di Hong Kong, Uni Emirat Arab, Türki, dan Kepulauan Marshall menjadi sasaran sanksi anti-Iran terbaru. Langkah-langkah tersebut membekukan aset-aset entitas terlarang di AS dan melarang warga AS melakukan bisnis dengan mereka.

Departemen Keuangan mengatakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di negara-negara seperti Hong Kong dan UEA memindahkan pendapatan minyak untuk perusahaan depan Iran, yang disebut Sahara Thunder. Awal tahun ini, AS menjatuhkan sanksi terhadap Sahara Thunder, dengan mengatakan bahwa mereka mengawasi aktivitas komersial Kementerian Pertahanan Iran untuk mendukung IRGC dan operasi militer Rusia di Ukraina.[IT/r]
Comment