0
Wednesday 28 February 2024 - 10:09
Inggris - Yaman:

Sebagian Besar Eksportir Inggris Terkena Krisis Laut Merah

Story Code : 1119003
British cargo ship
British cargo ship
Menurut laporan tersebut, 55% eksportir telah melaporkan permasalahan yang terkait dengan krisis ini, demikian pula 53% perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa antar-konsumen, termasuk pengecer dan pedagang grosir. Di seluruh dunia usaha, 37% dari lebih dari 1.000 perusahaan yang disurvei melaporkan dampaknya.

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh dunia usaha adalah peningkatan biaya pengiriman, dengan beberapa laporan bahwa harga pengiriman kontainer dari Asia ke Eropa telah meningkat sebanyak 300% selama beberapa bulan terakhir. Masalah besar lainnya adalah penundaan logistik, yang menambah waktu pengiriman hingga tiga hingga empat minggu dari biasanya. Permasalahan lain yang dikemukakan oleh perusahaan adalah kesulitan arus kas dan kekurangan komponen di lini produksi.

“Penelitian ini memberi kita wawasan langsung mengenai dampak gangguan Laut Merah terhadap bisnis di Inggris. Terdapat cadangan kapasitas di industri pengiriman barang untuk merespons kesulitan-kesulitan ini, yang memberi kami waktu… Namun penelitian kami menunjukkan bahwa semakin lama situasi ini berlangsung, semakin besar kemungkinan tekanan biaya akan mulai meningkat,” kata kepala kebijakan perdagangan BCC, William Bain.

Sekitar 15% pelayaran komersial dunia dilakukan melalui Laut Merah, yang merupakan rute tercepat dari Asia ke Eropa. Perusahaan angkutan besar terpaksa mengirim ratusan kapal mereka untuk perjalanan yang lebih lama dan lebih mahal di sekitar Tanjung Harapan di Afrika bagian selatan setelah Yaman secara de facto menerapkan blokade jalur air tersebut.

Perdagangan global anjlok 1,3% dari November hingga Desember 2023 sebagai akibat dari krisis ini, menurut laporan terbaru Kiel Institute. Sementara itu, Yaman telah berjanji untuk melanjutkan operasi mereka setelah Amerika dan Inggris melakukan agresi pengeboman di Yaman.[IT/r]
Comment