0
Thursday 4 July 2024 - 16:16
Pro-Palestina di Australia:

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Memanjat Atap Parlemen Australia, Membentangkan Spanduk yang Mengecam Perang Israel di Gaza

Story Code : 1145681
Pro-Palestinian protesters hang banners on the roof of Australia’s Parliament House building in Canberra, Australia
Pro-Palestinian protesters hang banners on the roof of Australia’s Parliament House building in Canberra, Australia
Aksi protes anti-perang tersebut dilakukan di Canberra pada hari Kamis (4/7), hari terakhir sidang parlemen sebelum reses musim dingin selama enam minggu, yang memaksa pihak berwenang untuk mengunci beberapa area di parlemen federal Australia.

Demonstrasi tersebut, yang tampaknya dikoordinasikan dengan aksi-aksi lain yang menyoroti krisis iklim dan hak-hak masyarakat adat, menampilkan slogan-slogan di spanduk mereka seperti “Kejahatan Perang… Dimungkinkan Di Sini”, “Dari Sungai ke Laut Palestina Akan Merdeka”, dan “Tidak Ada Perdamaian di Tanah yang Dicuri.”

Mengidentifikasi diri mereka sebagai Aktivis Pemberontak, para pengunjuk rasa, dari sudut pandang ini, juga membacakan pernyataan yang menyerukan diakhirinya “dukungan AS dan Australia terhadap rezim genosida” Zionis Israel.

Salah satu pengunjuk rasa berpidato menggunakan megafon yang mengecam rezim Zionis Israel karena melakukan kejahatan perang.

“Kami tidak akan lupa, kami tidak akan memaafkan dan kami akan terus melawan,” kata pengunjuk rasa tersebut.

Mereka juga melemparkan pesawat kertas bertuliskan pesan-pesan yang menyerukan agar Australia mendukung perdamaian global dan mengakhiri “memungkinkan kejahatan perang.”

Polisi menahan empat pengunjuk rasa yang berdiri di atap gedung parlemen sekitar satu jam sebelum penahanan mereka.

Pelanggaran tersebut mendorong peningkatan keamanan dan seruan dari oposisi federal untuk penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut. Hal ini terjadi meskipun ada peningkatan keamanan senilai $120 juta pada gedung tersebut pada tahun 2017.

Zionis Israel melancarkan kampanye militernya yang biadab di Jalur Gaza yang terkepung pada awal Oktober. Rezim tersebut telah membunuh sekitar 38.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Perang genosida yang dilakukan Zionis Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mendorong 85 persen penduduk di wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.

Zionis Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.[IT/r]
Comment