0
Thursday 25 April 2024 - 03:11
Korea Utara - Iran:

Pejabat Korea Utara Melakukan Kunjungan Publik 'Langka' ke Iran

Story Code : 1130915
North Korea’s minister minister for external economic relations, Yun Jong Ho
North Korea’s minister minister for external economic relations, Yun Jong Ho
Menteri Perdagangan Internasional Pyongyang Yun Jong Ho memimpin delegasi tersebut, menurut laporan kantor berita pemerintah KCNA

Delegasi yang dipimpin oleh Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri Korea Utara, Yun Jong Ho, berangkat ke Iran dengan pesawat pada hari Selasa, menurut badan tersebut. KCNA tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai kunjungan tersebut.

Pada bulan Februari, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengirim pesan ucapan selamat kepada Presiden Iran Ebrahim Raisi pada peringatan 45 tahun Revolusi Islam. Kim menyatakan keyakinannya bahwa “hubungan tradisional persahabatan dan kerja sama antara kedua negara yang dijalin melalui perjuangan bersama melawan imperialisme akan meluas dan berkembang di berbagai bidang.”

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan Selasa (23/40 lalu bahwa Washington “sangat prihatin” dengan dugaan kerja sama antara Tehran dan Pyongyang dalam pengembangan rudal nuklir dan balistik. Kedua negara masih berada di bawah sanksi internasional yang keras atas program senjata mereka.

Pekan lalu, badan mata-mata Korea Selatan, Badan Intelijen Nasional (NIS), mengatakan pihaknya “mengawasi apakah teknologi Korea Utara disertakan dalam rudal balistik Iran yang diluncurkan melawan Zionis Israel, mengingat kerja sama rudal antara Utara dan Iran di masa lalu.”

Pada tanggal 13 April, Teheran menembakkan beberapa ratus rudal dan drone ke sasaran militer di Zionis Israel, sebagai tanggapan atas serangan sebelumnya terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menyebabkan dua jenderal dan beberapa perwira senior lainnya tewas.

Pyongyang juga menghadapi tuduhan dari Barat bahwa kelompok bersenjata Palestina Hamas, yang memiliki hubungan dengan Iran, menggunakan senjata Korea Utara dalam serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober.

Pada saat itu, KCNA menolak klaim tersebut dan menyebutnya sebagai “rumor yang tidak berdasar dan salah,” yang bertujuan untuk “mengalihkan kesalahan atas krisis Timur Tengah yang disebabkan oleh kebijakan hegemonik [AS] yang salah ke negara ketiga.”

Korea Utara dan Iran juga dituduh oleh AS dan sekutunya masing-masing menyediakan peluru artileri dan drone ke Rusia di tengah konflik dengan Ukraina. Pyongyang dan Tehran membantah klaim tersebut, sementara Rusia bersikeras bahwa mereka bergantung pada senjata yang diproduksi dalam negeri untuk operasi militernya.[IT/r]
Comment