0
1
Komentar
Tuesday 8 August 2017 - 18:57

AS Berharap Pasukan Perdamaian PBB di Libanon Diberi Hak Lucuti Senjata Hizbullah

Story Code : 659572
Duta Besar Nikki Haley
Duta Besar Nikki Haley
Amerika Serikat menginginkan pasukan penjaga perdamaian PBB di Libanon selatan dengan misi yang diperluas termasuk untuk menyelidiki dugaan pelanggaran yang dilakukan Hizbullah di daerah yang tidak stabil, kata Duta Besar Nikki Haley pada Senin, 07/08/17.

Dewan Keamanan PBB akan memberikan suara untuk memperbarui kekuatan sementara PBB di Libanon (UNIFIL) akhir bulan ini, dan menurut aley, dia akan mengupayakan "perbaikan signifikan" terhadap mandatnya tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya memberi tahu dewan dalam sebuah surat yang dikirim pada Jumat, yang isinya untuk meningkatkan peran UNIFIL mengenai kehadiran ilegal personil bersenjata, senjata atau infrastruktur di dalam wilayah operasinya.

"Kami berbagi keinginan kuat dengan sekretaris jenderal untuk meningkatkan upaya UNIFIL untuk mencegah penyebaran senjata ilegal di Libanon selatan," kata Haley dalam sebuah pernyataan.

"Senjata ini, yang hampir seluruhnya berada di tangan teroris Hizbullah, mengancam keamanan dan stabilitas kawasan ini," katanya.

"UNIFIL harus meningkatkan kapasitas dan komitmennya untuk menyelidiki dan melaporkan pelanggaran ini," tambahnya lagi menurut laporan AFP pada Selasa, 08/08/17.

Guterres diperkirakan akan membahas misi UNIFIL saat dia melakukan kunjungan pertamanya sebagai kepala PBB ke Israel dan wilayah Palestina akhir bulan ini.

Haley sendiri menjadi pendukung kuat Israel, yang berperang selama satu bulan melawan Hizbullah pada tahun 2006. Pertempuran tersebut menewaskan lebih dari 1.200 orang Libanon, kebanyakan warga sipil, dan lebih dari 160 orang Israel, kebanyakan tentara.

Berbagao spekulasi muncul tentang kemungkinan sebuah perang baru pecah antara Israel dan Hizbullah, sebuah organisasi paramiliter Libanon yang kuat, lebih dari satu dekade setelah konfrontasi langsung terakhir mereka.

Terjadi bentrokan berkala sepanjang garis demarkasi yang dipantau PBB antara Israel dan Libanon, musuh lama yang secara teknis masih berperang satu sama lain.

Didirikan pada tahun 1978, UNIFIL diperkuat setelah perang 2006 dan sekarang memiliki 10.500 tentara di lapangan yang memantau gencatan senjata dan membantu pemerintah Libanon mengamankan perbatasan.

Pemungutan suara atas mandat UNIFIL di dewan tersebut dijadwalkan akan berlangsung 30 Agustus mendatang.[IT/Onh/Ass]
Comment


Ahmad
Indonesia
As orang gila mempersenjatai kelompok pemberonta suria melawan pemerinta menimbulkan ribuan korban...isbulah ada pasukan perjungan dr kebiadapan israel .as dan nato yg ingin menghancurkan islam...apa ini pbb punya mata...