0
Thursday 14 December 2017 - 17:16
Genosida Muslim Rohingya:

MSF: 6.700 Rohingya Terbunuh di Myanmar dalam Satu Bulan

Story Code : 689983
Rohingya refugee is holding his dead son.jpg
Rohingya refugee is holding his dead son.jpg
Pengumuman tersebut dibuat oleh Doctors Without Borders, yang juga dikenal dengan akronimnya MSF, pada hari Kamis (14/12).

"Setidaknya 6.700 Rohingya, dalam perkiraan paling konservatif, diperkirakan telah terbunuh, termasuk setidaknya 730 anak di bawah usia lima tahun," kata kelompok bantuan tersebut.

MSF mengatakan bahwa angka tersebut berasal dari enam survei terhadap lebih dari 2.434 rumah tangga di kamp pengungsian Rohingya dan mencakup periode satu bulan.

"Kami bertemu dan berbicara dengan korban kekerasan di Myanmar, yang sekarang berlindung di kamp-kamp yang padat dan tidak sehat di Bangladesh," kata direktur medis kelompok tersebut, Sidney Wong.

"Apa yang kami temukan sangat mengejutkan, baik dari segi jumlah orang yang melaporkan anggota keluarga mereka yang meninggal akibat kekerasan, dan cara mengerikan yang membuat mereka terbunuh atau terluka parah," tambahnya.

MSF mengatakan bahwa luka tembak telah menjadi penyebab kematian pada 69 persen kasus tersebut setelah tentara Myanmar meluncurkan "operasi pembersihan" di Rakhine.

Sembilan persen lainnya dilaporkan terbakar hidup-hidup di dalam rumah, sementara lima persen meninggal akibat pemukulan fatal, menurut survei MSF.

Informasi tersebut dibuat karena tentara Myanmar sejauh ini menolak laporan kekerasan yang meluas terhadap minoritas Muslim Rohingya dan mengatakan bahwa hanya 400 orang tewas dalam beberapa minggu pertama gelombang baru "operasi keamanan" yang dimulai pada 25 Agustus.

Secara terpisah pada hari Kamis (14/12), pemerintah Myanmar mengumumkan bahwa mereka telah menangkap dua wartawan dengan tuduhan memiliki "surat rahasia penting" terkait dengan meluasnya kekerasan di negara bagian Rakhine di negara bagian Barat, di mana orang-orang Rohingya dianiaya.

Kementerian Informasi di Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kedua wartawan tersebut, yang diidentifikasi sebagai Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, bekerja untuk kantor berita Reuters dan telah ditahan di sebuah kantor polisi di pinggiran Yangon, kota terbesar di negara Asia Tenggara itu [IT/r].
Comment