0
Sunday 5 May 2024 - 06:10
AS dan Gejolak Palestina:

Dermaga Bantuan Darurat di Gaza Hampir Siap

Story Code : 1132901
U.S. Military port for Gaza Aid
U.S. Military port for Gaza Aid
Dilansir Deutsche Welle, platform yang terombang-ambing dengan lamban di laut, itu dibangun dari beberapa ponton baja yang ditambatkan ke dasar laut untuk membentuk dermaga besar. Ini diklaim akan menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal yang membawa bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza.

Foto-foto yang diterbitkan oleh Komando Pusat AS di X awal pekan ini menunjukkan bahwa pekerjaan di dermaga darurat AS hampir selesai. Mengambang beberapa mil di lepas pantai Gaza, kapal itu akan dijaga oleh sekitar 1.000 tentara bersenjata AS. Hal ini hanyalah salah satu komponen dari rantai logistik kompleks yang akan menelan biaya setidaknya $320 juta (€297 juta).

Dermaga tersebut akan menjadi titik pendaratan pertama bagi kapal pengangkut bantuan yang datang melalui jalur laut baru dari Siprus yang berjarak sekitar 200 mil laut. Perairannya terlalu dangkal untuk langsung mencapai pantai, yang berarti palet perbekalan harus diturunkan di sini dan dipindahkan melalui forklift (alat pengangkut barang berat) ke truk, yang kemudian akan dibawa ke kapal tentara yang lebih kecil dan diangkut beberapa mil lebih jauh.

Di AS sendiri, proyek ini dianggap kontroversial. Menurut pakar militer AS, Daniel Davis Selain pelabuhan laut dalam Israel yang sudah berfungsi di Ashdod, 30 kilometer  utara Jalur Gaza,  jauh lebih mudah dan murah untuk mengirimkan bantuan melalui perbatasan Erez yang baru dibuka di utara Gaza. Sebaliknya, Presiden AS Joe Biden lebih memilih operasi yang sangat kompleks, sangat mahal, dan berproduksi rendah. 

Davis mengklaim bahwa AS belum kehabisan pengaruhnya dengan pemerintah Israel untuk membuka Ashdod dan Erez untuk pengiriman. Beberapa ton kiriman bantuan tertahan di Ashdod selama berbulan-bulan karena pemerintah Israel menolak bekerja sama dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan Palestina PBB (UNRWA) dalam pendistribusian, mengklaim bahwa organisasi tersebut telah disusupi oleh Hamas dan terlibat dalam serangan 7 Oktober. Pengunjuk rasa Israel juga berulang kali memblokir pengiriman bantuan ke Gaza.

Ada juga kekhawatiran bahwa tentara AS akan terlibat dalam konflik tersebut. Meski Presiden Biden dengan tegas mengatakan "tidak ada serangan AS di Gaza" namun sekitar 1.000 tentara Amerika kini telah dikerahkan untuk mengamankan dermaga pengiriman bantuan, yang berada dalam jangkauan tembak dari pantai Gaza.

Kehadiran militer AS juga menimbulkan kebencian di pihak Palestina. Sudah ada spekulasi di media sosial bahwa Washington bermaksud membangun semacam jembatan militer ke Gaza untuk mendukung perjuangan Israel melawan Hamas. Ada pula yang berpendapat bahwa AS sebenarnya menggunakan platform terapung tersebut untuk mengeksploitasi ladang gas di lepas pantai Gaza dengan kedok memberikan bantuan kemanusiaan.[IT/AR]
Comment