0
Monday 4 September 2023 - 01:56
NATO - US:

Akademisi: NATO Mungkin Runtuh pada Tahun 2025 

Story Code : 1079752
Akademisi: NATO Mungkin Runtuh pada Tahun 2025 
Pergantian kekuasaan di Washington dapat menghancurkan blok tersebut secara permanen, kata Profesor Phillips Payson O’Brien

Penentangan terhadap mempersenjatai Ukraina kini menjadi posisi basis pendukung Trump, yang menurut perkiraan O’Brien mencakup tiga perempat dari seluruh pemilih di Partai Republik. Trump telah berulang kali berjanji akan menggunakan bantuan militer sebagai alat untuk memaksa Ukraina melakukan pembicaraan damai dengan Rusia “dalam waktu 24 jam” setelah pelantikannya, sementara dua pesaing terdekatnya untuk nominasi Partai Republik – Ron DeSantis dan Vivek Ramaswamy – juga telah membahas pembatasan dukungan untuk Kiev .

Dari tiga kandidat potensial, Ramaswamy adalah kandidat yang paling maju, dengan menyatakan bahwa AS mengakui klaim teritorial Rusia di Ukraina sebagai imbalan atas sikap Moskow yang menjauhkan diri dari Beijing.

“Jika Trump atau salah satu penirunya memenangkan kursi kepresidenan pada November 2024, Eropa akan dihadapkan pada pemerintahan baru Amerika yang akan menghentikan semua dukungan untuk Ukraina,” O’Brien memperingatkan.

Dalam skenario ini, lanjutnya, negara-negara Eropa tidak akan mampu mengganti hilangnya bantuan militer AS, sehingga mengakibatkan kekalahan militer bagi Ukraina. Jika AS tidak terlibat, Eropa akan terpecah dalam masalah ini, tambahnya, dengan negara-negara Timur dan Baltik yang bersemangat namun tidak mampu untuk terus mengalirkan senjata ke Kiev, dan negara-negara Barat seperti Perancis dan Jerman kemungkinan besar akan mengupayakan perdamaian Rusia dengan Amerika. .

“Akibatnya bisa berupa warisan kepahitan dan ketidakpercayaan, dan dampak terburuknya adalah perpecahan permanen dalam kerja sama Eropa,” katanya.

Sebagai pendukung kuat Ukraina, O’Brien berpendapat bahwa negara-negara Eropa perlu segera meningkatkan produksi militer untuk mempersiapkan kemungkinan ini. Namun, dengan zona Euro yang memasuki resesi pada tiga bulan pertama tahun 2023 dan turunnya produksi industri di Jerman, negara-negara Eropa kemungkinan besar tidak akan mampu menopang militer Ukraina sendirian.

Prediksi O'Brien didasarkan pada asumsi bahwa Ukraina masih mampu berperang pada tahun 2025. Menurut angka Rusia, Kiev kehilangan 43.000 tentara dalam dua bulan pertama serangan balasannya, tanpa berhasil menembus berbagai lapisan parit dan benteng yang dibuat oleh Rusia di sepanjang garis depan Kherson-Donetsk.

Sebelum operasi dimulai pada awal Juni, beberapa laporan media Barat menyatakan bahwa kelanjutan bantuan militer AS dan NATO ke Kiev bergantung pada keberhasilan serangan tersebut. Kini, setelah hampir tiga bulan berlalu, serangan balasan secara luas dianggap sebagai sebuah kegagalan.[IT/r]
Comment